KOMPAS.com — Bersamaan dengan bertambahnya usia, pada umumnya terjadi pula penurunan fungsi organ tubuh dan perubahan fisik. Masalah yang juga datang di usia senja adalah menurunnya kemampuan kognitif dengan gejala mudah lupa, dan jika parah menyebabkan kepikunan.
Faktor gizi ternyata memegang peran yang penting dalam mencegah penurunan kognitif para warga senior. Salah satu bahan makanan yang disarankan untuk para lansia adalah konsumsi ikan. Penelitian menunjukkan, kakek-nenek dari negara-negara berkembang yang rutin mengonsumsi ikan memiliki risiko terkena demensia (pikun) lebih kecil.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 1.500 warga senior di China, India, dan salah satu negara Amerika Latin. Mereka yang semula tidak pernah mengonsumsi ikan, kemudian mulai makan ikan beberapa hari dalam seminggu, sampai akhirnya makan ikan setiap hari, prevalensi demensia-nya berkurang hingga 19 persen.
Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini bukan hanya menunjukkan kaitan sederhana antara konsumsi ikan dan demensia. Diketahui pula bahwa para lansia yang sering makan daging memiliki prevelansi demensia lebih tinggi dibanding yang tidak pernah makan daging.
Karena studi tersebut dilakukan dengan metode satu kali survei, maka sebagian ahli menilai studi tersebut tidak menunjukkan sebab akibat.
"Sebenarnya bukti tambahan bisa didapatkan dari studi selanjutnya yang bersifat follow-up secara berkala untuk melihat kaitan antara konsumsi ikan dan berkurangnya risiko demensia," kata dr Emiliano Albanese, dari King's College London, Inggris.
Bila ikan memang melindungi otak dari proses penuaan, para ahli percaya manfaat itu didapat dari kandungan lemak jenuh omega-3 yang banyak terdapat pada minyak ikan, seperti salmon, makarel, atau albacore tuna.
Penelitian di laboratorium menunjukkan, omega-3 memiliki kandungan yang bisa mencegah demensia, seperti melindungi sel saraf, mengurangi inflamasi, dan membantu mencegah pembentukan protein amyloid yang sering ditemui pada otak pasien alzheimer.
Hasil riset terkini ini didapat dari penelitian terhadap 14.960 lansia berusia 65 tahun ke atas yang tinggal di China, India, Kuba, Republik Dominika, Meksiko, Peru, dan Venezuela. Hubungan antara menurunnya demensia dan konsumsi ikan secara konsisten ditemukan pada responden dari berbagai negara itu, kecuali India.
Demensia merupakan suatu kemunduran intelektual berat dan progresif yang mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas harian. Kemunduran yang paling dominan ditemui adalah berkurangnya kemampuan memori atau daya ingat.
Faktor gizi ternyata memegang peran yang penting dalam mencegah penurunan kognitif para warga senior. Salah satu bahan makanan yang disarankan untuk para lansia adalah konsumsi ikan. Penelitian menunjukkan, kakek-nenek dari negara-negara berkembang yang rutin mengonsumsi ikan memiliki risiko terkena demensia (pikun) lebih kecil.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 1.500 warga senior di China, India, dan salah satu negara Amerika Latin. Mereka yang semula tidak pernah mengonsumsi ikan, kemudian mulai makan ikan beberapa hari dalam seminggu, sampai akhirnya makan ikan setiap hari, prevalensi demensia-nya berkurang hingga 19 persen.
Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini bukan hanya menunjukkan kaitan sederhana antara konsumsi ikan dan demensia. Diketahui pula bahwa para lansia yang sering makan daging memiliki prevelansi demensia lebih tinggi dibanding yang tidak pernah makan daging.
Karena studi tersebut dilakukan dengan metode satu kali survei, maka sebagian ahli menilai studi tersebut tidak menunjukkan sebab akibat.
"Sebenarnya bukti tambahan bisa didapatkan dari studi selanjutnya yang bersifat follow-up secara berkala untuk melihat kaitan antara konsumsi ikan dan berkurangnya risiko demensia," kata dr Emiliano Albanese, dari King's College London, Inggris.
Bila ikan memang melindungi otak dari proses penuaan, para ahli percaya manfaat itu didapat dari kandungan lemak jenuh omega-3 yang banyak terdapat pada minyak ikan, seperti salmon, makarel, atau albacore tuna.
Penelitian di laboratorium menunjukkan, omega-3 memiliki kandungan yang bisa mencegah demensia, seperti melindungi sel saraf, mengurangi inflamasi, dan membantu mencegah pembentukan protein amyloid yang sering ditemui pada otak pasien alzheimer.
Hasil riset terkini ini didapat dari penelitian terhadap 14.960 lansia berusia 65 tahun ke atas yang tinggal di China, India, Kuba, Republik Dominika, Meksiko, Peru, dan Venezuela. Hubungan antara menurunnya demensia dan konsumsi ikan secara konsisten ditemukan pada responden dari berbagai negara itu, kecuali India.
Demensia merupakan suatu kemunduran intelektual berat dan progresif yang mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas harian. Kemunduran yang paling dominan ditemui adalah berkurangnya kemampuan memori atau daya ingat.
No comments:
Post a Comment