Sunday, August 2, 2015

Apa Itu Six Sigma?

Apa Itu Six Sigma?


Strategi penerapan six sigma yang diciptakan oleh DR. Mikel Harry dan Richard Schroeder disebut sebagai The Six Sigma Breakthrough Strategy. Strategi ini merupakan metode sistematis yang menggunakan pengumpulan data dan analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi dan cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000).

Walaupun bukan pendekatan yang baru, Six Sigma Quality termasuk pendekatan yang muncul belakangan setelah TQM atau ISO. Kelahirannya mungkin sedikit lebih awal daripada MBNQA (Malcolm Baldridge National Quality Award). Six Sigma diperkenalkan oleh Motorola di awal 1980-an. Tak disangka, keberhasilan Motorola menerapkan Six Sigma menjadikannya perusahaan yang menerima MBNQA pada tahun 1988. Secara konseptual, Six sigma menawarkan pemikiran baru dalam melihat kualitas. Namun secara teknis, metoda yang digunakan dalam Six Sigma boleh dikatakan tidak ada yang baru, kecuali semua yang sudah digunakan perusahaan dalam meningkatkan kualitas.

Tujuan Six Sigma
Yang menjadi tujuan atau visi dari Six Sigma adalah mengarahkan industri untuk menghasilkan barang dan jasa pada level six (6) sigma. Jika pendekatan sebelumnya mengatakan standar kualitas cukup pada standar 3 sigma, maka Six Sigma mencanangkan standar yang 2 kali lebih ketat. Yang harus dicatat di sini, makna six sigma tidak berarti spesifikasi barang dan jasa menjadi six sigma (baca: +/- 6 standar deviasi), tetapi dengan spesifikasi yang sama sebaran proses harus +/- 6 sigma.


sumber: Operations anda Supply management, edisi 12

1. Keunggulan Six Sigma
Six Sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool untuk pemecahan masalah. Six sigma menekankan aplikasi tool ini secara metodis dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam peningkatan kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat generik sehingga dapat diterapkan baik dalam industri manufaktur maupun jasa.
Six Sigma juga dikatakan sebagai metode yang berfokus pada proses dan pencegahan cacat (defect) (Snee, 1999). Pencegahan cacat dilakukan dengan cara mengurangi variasi yang ada di dalam setiap proses dengan menggunakan teknik-teknik statistik yang sudah dikenal secara umum.
Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya. Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal berikut ini (Pande, Peter. 2000):
  1. Pengurangan biaya
  2. Perbaikan produktivitas
  3. Pertumbuhan pangsa pasar
  4. Retensi pelanggan
  5. Pengurangan waktu siklus
  6. Pengurangan cacat
  7. Pengembangan produk / jasa

Strategi Pencapaian
Strategi yang digunakan dalam Six Sigma adalah menerapkan upaya memerangi cacat barang dan jasa untuk memperbaiki level sigma. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengandalkan analisis terhadap data yang intensif. Pada dasarnya semua sistem manajemen kualitas mengandalkan data, tetapi six sigma memberikan penekanan lebih karena ukuran keberhasilannya dinyatakan dalam level sigma. Level sigma ini tidak akan diperoleh tanpa pengolahan data.
Secara spesifik, angka yang dituju oleh standar Six Sigma adalah 3,4 dpmo (defect per million opportunity). Mengapa di sini digunakan istilah opportunity? bukan unit saja? Six Sigma menganggap bahwa yang termasuk cacat itu adalah semua tipe cacat dalam tiap produk. Jadi kalau 1 produk memiliki kemungkinan cacat pada 4 aspek, maka 100 produk memiliki maksimum kemungkinan cacat sebanyak 400. Dengan demikian, tantangan dalam mencapai standar 6 sigma ini sangat tinggi.

No comments:

Post a Comment